Rabu, 15 April 2015

Review Pertemuan II Psikologi Industri mengenai "Job Analysis & Competency Modelling"

Pada pertemuan kedua mata kuliah Psikologi Industri ini saya akan mereview mengenai Job analysis & Competency Modelling hal ini tentulah sangat menarik karena kami yang juga merupakan seorang pekerja dapat melihat bagaimana sebuah perusahaan berproses dalam merekrut seroang pekerjanya, baik dari aspek  SDM instansi perusahaan maupun aspek yang harus diperhatikan oleh pelamar, hal ini juga akan menjadi bekal bagi kami para mahasiswi yang nantinya akan kembali melamar pekerjaan dan kembali mengolah CV kami setelah lulus dari sarjana.

Berbicara mengenai Job analysis & Competency Modelling atau sederhananya dapat diartikan sebagai analisa jabatan atau deskripsi jabatan serta spesifikasi kompetensi dari suatu jabatan, berbicara mengenai masalah ini akan merujuk pada performance seorang pekerja dalam memegang sebuah jabatan yang dipangkunya, selama ini pasti kita berfikir bahwa performa yang kita tunjukan dalam pekerjaan akan membawa kita pada "happyness" atau kebahagiaan padahal yang sesungguhnya dan sebenarnya terjadi adalah performa yang kita tunjukan merupakan sebuah implikasi dari kebahagiaan yang kita dapatkan atau rasakan dari pekerjaan yang kita miliki. Performance yang baik adalah dimana kita dapat menunjukan kualitas performa dengan kita mengetahui apa yang kita inginkan dan kita tuju.

Berbicara mengenai Job Analysis & Competency Modelling maka juga tidak lepas dari kata Organisasi yang singkatnya merupakan sebuah kelompok berstruktur yang memiliki tujuan yang sama dan merupakan dasar dari sebuah instansi, jabatan ataupun pekerjaan, dalam uraian blog ini juga sudah dijelaskan dan disinggung sedikit mengenai Organisasi dalam sebuah pekerjaan atau perusahaan, dalam sebuah organisasi tentulah ada manusia yang merupakan tokoh sentral yang amatlah penting dari sebuah organisasi, dimana tokoh sentral tersebut dalam hal ini seseorang akan bertemu dengan orang lain dan mengadakan sebuah interaksi, tokoh yang saling berinteraksi ini kemudian memiliki tujuan untuk membangun organisasi tersebut dan akan muncul yang disebut dengan visi dan misi yakni tujuan ke depan, akan jadi apa organisasi ini kedepannya, bisa juga dibilang sebagai pengharapan, ekspektasi, sehingga dengan memiliki visi misi membuat hidup kita memiliki motivasi untuk terus maju dan berkembang.

Dalam penentuan visi misi sebuah organisasi ataupun perusahaan maka penting untuk memasukkan beberapa aspek yang akan membangun sebuah organisasi atau perusahaan tersebut menjadi berkembang dan maju, dalam hal ini sebuah visi misi akan baik jika mengandung atau include unsur SMART didalamnya, apakah SMART itu? pada uraian di blog ini sebelumnya juga sudah dibahas mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam SMART yakni (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Timely) untuk penjelasan masing-masing aspek dapat dibaca pada uraiannya dalam blog ini mengenai unsur-unsur SMART tersebut.

Kembali membahas mengenai interaksi antar manusia yang terjadi di dalam sebuah organisasi atau kelompok jika digambarkan maka organisasi adalah sebuah lingkaran dimana didalamnya terdapat "poeple" orang-orang berinteraksi di dalamnya secara terstrukturdalam sebuah sistem dalam lingkaran tersebut, dimana sistem tersebut juga di sanggah atau di dukung oleh pilar-pilah salah satunya adalah teknologi yang mempermudah manusia dalam berkomunikasi atau berinteraksi, aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan berkesinambungan membentuk komunikasi dalam mengejar tujuan yang memang sudah ditargetkan bersama, dan berujung dengan diikat pada pencapaian nilai atau value pada bagian terluar, dimana nilai-nilai tersebut diyakini oleh orang-orang dalam sistem tersebut dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan dan rencanakan. Mengapa aspek komunikasi sangatlah penting dalam sistem organisasi, karena percaya atau tidak permasalahan utama yang sering terjadi di dunia ini adalah karena komunikasi dan jenis komunikasinya adalah komunikasi non-verbal. Oleh karena itu hal inilah yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Jangan sampai karena kita kurang bijak dalam berkomunikasi non-verbal dengan kata lain kurang peka dengan keadaan sekitar menjadikan sebuah permasalahan utama yang akan mengganjal atau sandungan dalam menata karir kita di masa depan.

Berbicara mengenai Job Analysis and Competency Modelling juga tidak akan lepas dari kata karir, yakni pada masa sekarang ini dengan persaingan ketat semakin banyak tenaga kerja yang bermunculan, dan profesi pekerjaan juga tidak bertambah cukup banyak maka karir kita di masa depan akan tergantung oleh kompetisi yang kita miliki dan kemampuan kita untuk mengembangkan kompetensi yang kita punya, istilahnya nilai jual kita dalam berkarir ditentukan oleh diri kita sendiri.

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan pasti ada pemimpin, dimana seorang pemimpin pastilah membawa peranan penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya, karena seorang pemimpin lah yang akan membawa sebuah organisasi atau perusahaan pada sebuah kemajuan atau kehancuran, kebijakan dan peraturan dari pemimpinlah yang akan membentuk suatu perusahaan atau organisasi, aspek penting yang sangat krusial dari seorang pemimpin selain adil, bijaksana, cerdas adalah sebuak konsistensi, mengapa? karena seorang pemimpin yang tidak konsisten tentulah tidak akan dihargai oleh anak buah atau bawahannya, dimana hal tersebut akan menjadi sebuah kehancuran dari seorang pemimpin dan perusahaan yang dipimpinnya, konsistensi dalam hal ini dapat berupa sebuah keputusan, ucapan ataupun kebijakan.

Kembali membahas mengenai masalah performance, seperti pada penjelasan sebelumnya dimana performa bukanlah tujuan akhir dari sebuah komunikasi ataupun interaksi melainkan performa adalah dampak dari tercapai atau tidaknya sebuah interaksi, karena ketika kita bekerja dengan sebuah rasa kebahagiaan dan kepuasan yang kita tuju adalah aspek trust yakni kepercayaan atau kejujuran, serta integrity yang tinggi, sehingga akan lebih mudah mencapai main goal yang sudah kita tetapkan atau targetkan. sedangkan sebaliknya jika kita bekerja bukan karena kita cinta dan bahagia dengan pekerjaan kita maka kita tidak akan mencapai atau sulit untuk mencapai main goal yang kita tentukan, karena yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana cara menunjukan performa baik bagaimanapun caranya atau jalannya, hal inilah yang akan merusak sisi positif pikiran kita, jiwa kita menjadi kotor dan jauh dari kata bahagia, yang juga akan berdampak pada performa yang terlihat.

Pada bahasan mengenai Job Analysis & Competency Modelling proses seleksi ketenagakerjaan juga merupakan hal yang menarik untuk dibahas, karena sekarang ini perusahaan sudah menerapkan human capital yakni menganggap bahwa manusia adalah aset penting suatu perusahaan yang akan menetukan sebuah perusahaaan berjalan baik atau tidak hal ini ditentukan oleh manusia yang bekerja di dalamnya, sehingga inilah tugas dari manajemen sumber daya manusia (SDM) suatu perusahaan untuk me maintance para manusia yang bekerja di dalam manajemen perusahaannya agar terjaga performanya, sehingga kualitas dari perusahaan juga akan terus meningkat dan berkembang.

Berbicara mengenai kesuksesan sebuah perusahaan maka kita bisa berkaca pada perusahaan yang melejit di amerika yakni ZAPPOS yakni forwarding company yang dapat meraih predikat perusahaan terbaik no.1 di amerika hanya dalam kurun waktu satu tahun, jika dikulik hal ini cukup menarik karena sulit sekali untuk mencapai predikat sebagai perusahaan no.1 dan dalam kurun waktu yang begitu singkat, hal inilah yang harusnya di contoh oleh perusaahn-perusahaan terutama dalam bidang jasa jika ingin perusahaanya juga melejit seperti ZAPPOS ini, tentulah kesuksesan ZAPPOS ini berasal dari aspek terkecil yakni pekerja di dalam perusahaan tersebut yang menunjukan performa sebagai implikasi dari kebahagiaan dalam pekerjaan yang dijalaninya, sehingga para pengguna zappos juga merasa puas menggunakan jasa perusahaan ini dan akibatnya dalam waktu singkat perusahaan ini meraih untung berkali lipat, serta mendapat predikat perusahaan terbaik dalam bidang jasa.

Kembali membahas mengenai karir di masa depan maka karir sendiri terbagi menjadi dua yakni karir struktural dan spesialis dimana pada karir struktural seorang pekerja akan berkarir bersama tim dalam membangun sebuah perusahaan dan mencapai main goal dari perusahaan tersebut, sedangkan pada karir spesialis seorang pekerja merupakan spesialis yang sangat ahli dlam bidangnya, biasanya seseorang yang berkarir dalam bidang spesialis bekerja sendiri dalam berkarir. Tentulah kita dapat menetukan kita ingin menekuni karir seperti apa, tapi yang terpenting dari itu semua, karir apapun yang ingin kita ambil kita harus menampilkan performa yang merupakan implikasi dari cintanya dan bahagianya kita dari pekerjaan yang kita miliki, hal inilah yang akan membawa kita mencapai main goal pada karir kita. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar