Senin, 06 April 2015

Banyaknya Pengangguran di masa mendatang

Pengangguran Masih Mendekap Indonesia
HARUS diakui di negeri ini banyak sarjana yang masih bingung dengan pekerjaan dan masa depannya, bahkan ada yang sudah bertahun-tahun melamar pekerjaan namun tidak memperolehnya. Beberapa sarjana ada yang mencoba peruntungan di dunia usaha, ada juga yang banting stir bekerja apa saja yang tersedia walau tidak sejalan dengan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agustus 2014 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,24 juta orang meningkat dari Februari 2014 sebesar 7,15 juta orang. Dari 7,24 juta orang tersebut, tercatat ada sekitar 360 ribu orang sarjana lulusan universitas yang masih menganggur.

Peningkatan angka pengangguran dari tahun ke tahun menunjukkan betapa pengangguran masih menjadi masalah yang masih mendekap erat Indonesia.

Penyebab pengangguran ini pun disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah tidak seimbangnya lapangan pekerjaan yang tersedia dengan tingginya jumlah tenaga kerja yang terserap. Di sisi lain, urbanisasi yang terus melonjak, banyaknya masyarakat desa yang berpikiran bahwa pergi ke kota merupakan hal yang paling baik untuk mencari pekerjaan. Berdampak pada banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan dan menimbulkan adanya pengangguran. Setiap tahun sekitar dua juta orang Indonesia mencari pekerjaan.

Adanya urbanisasi yang berlebih ini, selain menimbulkan masalah pengangguran, juga menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu kepadatan penduduk. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya berkurangnya sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak mengalami perkembangan yang nyata.

Di samping itu, masih tingginya angka pengangguran juga dipengaruhi laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang pesat. Terlebih dibarengi tingkat pendidikan yang rendah menjadi kendala dalam menekan angka pengangguran. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini merupakan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari sepanjang masa.

Pertumbuhan penduduk bisa berupa pertumbuhan positif yang berakibat pada bertambahnya jumlah penduduk, tetapi bisa pula berupa pertumbuhan negatif yang bisa langsung dirasakan akibat pertumbuhan penduduk mengakibatkan bertambahnya tingkat kemiskinan dan pengangguran dalam suatu negara.

Hal inilah yang dialami Indonesia, terlebih sistem pendidikan di Indonesia juga ternyata belum mampu mencetak generasi muda yang benar-benar unggul, berkualitas dan kompetitif. Hal tersebut semakin diperburuk oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga potensi banyaknya jumlah anak justru menimbulkan fenomena tingginya angka pengangguran yang berujung pada kemiskinan dalam skala yang cukup besar. Bukannya semakin sejahtera, tapi malah bingung memikirkan beban hidup yang semakin bertambah.

Peran Pemerintah
Pengangguran akan selalu tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan penduduk maka dari itu terutama pemerintah harus lebih 'kreatif' untuk menyelesaikan pengangguran ini. Bila masalah ini terus dibiarkan akan sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Begitupun dengan kondisi kesejahteraan rakyatnya yang akan sangat terpuruk bila masalah ini tetap dibiarkan. Sebenarnya di Indonesia sangat banyak pekerjaan yang bisa di kembangkan. Mulai dari pertanian hingga kelautan. Kekayaan alam Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan di Indonesia tetapi harus di imbangi dengan pengelolaan yang baik pula dari pemerintah.

Singkatnya, untuk menurunkan tingkat pengangguran, pemerintahan harus mampu menyerap tenaga kerja di sektor riil yaitu pertanian, kelautan, industri dan pertambangan. Sektor-sektor ini yang akan menghasilkan barang untuk dijual, dan di dalamnya juga ada kegiatan prosesing yang melibatkan tenaga kerja yang banyak dibutuhkan. Kalau pemerintah fokus di sektor riil dan memberikan insentif juga stimulus, bukan hanya perekonomian yang baik tetapi penyerapan tenaga kerja juga akan memadai. Di samping itu, Pemerintah juga harus mendorong pertumbuhan usaha menengah atau UKM melalui regulasi yang memudahkan calon pengusaha pada akses modal. Terlebih pemerintah yang memegang kendali harus menerapkan kebijakan yang adil dan memihak berbagai pihak. Menyederhanakan sistem birokrasi yang njelimet, mengurangi biaya tinggi seperti pungli dan membuat program pembinaan entrepreneurship. Dan yang terpenting adalah memperbaiki kualitas pendidikan untuk menciptakan SDM yang memiliki daya saing.

Akhirnya, sarjana pengganguran merupakan gambaran betapa masa depan kehidupan di Indonesia penuh dengan ketidakpastian. Banyaknya pengganguran seharusnya membuat pemerintah malu dan merupakan tamparan keras bagi pemerintah. Sehingga negara yang selama ini cenderung absen dalam kehidupan masyarakatnya, harus memiliki ide-ide kreatif dalam memberantas pengangguran di negeri ini. Pemerintah bersama BUMN dan perusahaan swasta harus bekerja sama dalam memberantas pengangguran tersebut. Di sisi lainnya, masyarakat juga harus mampu mandiri terutama kalangan usia produktif. Lulusan perguruan tinggi harus berani memulai usaha agar tidak bergantung pada lapangan pekerjaan yang jumlahnya terbatas.

(Oleh : Drs Riduan Siagian SH MH MM) Penulis dosen STIE Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar